Kamis, 23 April 2009

23 April 2009

Perang adalah mahkota dari sejarah. Ketika sejarah berbicara tentang rebut merebut disitulah perang dibicarakan. Perang mengerikan menurutku. Syukur aku tidak pernah mengalami kondisi ini sedikitpun. Dalam Kitab Penghotba dibicarakan tentang kesia-siaan. Sang ksatria perang juga memiliki kesia-siaan hidup menurutku. Dia melupakan mati untuk membelah rakyatnya,sepertinya mati konyol dalam perang. Ya Tuhan,aku seperti orang kafir saja. Bukankah kematian itu bukan akhir segalanya? Mungkin saja ksatria-ksatria itu sedang dijamu sajian paling lezat di surga dan mendapatkan tempat paling nyaman.
Pahlawan pahlawan kami gugur karena menolak penjajahan. Selagi hidup mereka mengatur strategi untuk mengusir penjajah yang yang mengisap kekayaan alam Indonesia. Tapi akhirnya mereka mati dalam perjuangan yang memantangkan untuk bergerak mundur itu. Setelah kemerdekaan berhasil direbut mungkin mereka juga mengadakan pesta di alam keabadian. Tapi aku tidak tahu setelahnya. Sepertinya pemimpin setelah itu berlindung di bawah ungkapan yang menyatakan “bangsa besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawan an menghormati para pemimpinnya”. Dari sejarah kita bisa tahu kalau beliau-beliau menyalagunakan penghormatan itu. Setelah l’exploitation de l’homme par l’homme (pengisapan manusia atas manusia) mulai kelihatan sepertinya kita tidak perlu merayakan ulang tahun kemerdekaan. Kalau kita menyadari sepertinya kemerdekaan have gone to end saat pemimpin berubah menjadi sosok yang mengerikan bafi rakyat (dracula). Pesta kemerdekaan di alam keabadian mungkin akan dikejutkan oleh berita dari bumi Indonesia. Apakah arwah para pahlawan bisa tenang melihat ini semua? Lalu dengan lantang mereka berteriak dari sana,
“Hei manusia beginikah cara kalian menghargai pengorbanan yang paling besar dari kami (;nyawa)?”
Manusia bejat pasti tidak akan pernah mendengar suara-suara itu. 

Sejarah juga bicara tentang perjuangan untuk bangkit dari ketertindasan dan pembodohan. Hampir semuanya tidak lepas dari kekerasan. Pada tahun 1998 banyak dari para pendahulu kami yang melupakan mati untuk sebuah perubahan “Revolusi”. Ada yang mati dan banyak yang keberadaanya meragukan sampai sekarang. Bagiku yang mati dan yang hilang adalah segelintir manusia dengan ideologi terhormat dan telah menyenangkan arwah-arwah pahlawan di alam sana. Para pendahulu yang terhormat,dengan ideologi terhormat,kematianmu juga terhormat. Kami sebagai generasi yang datang berikutnya smestinya tahu cara menghormati darah yang tumpah itu. Mestinya semangat mereka masih hidup dalam diri kami. Aku pikir tanpa disadari Fajar ‘JD sudah melakukan itu dengan buku-bukunya dengan judul yang sangat dengkih pada ketidak adilan. Puisi Wiji tentang hakikat suara yang tak bisa dipenjarakan menjadi bahan bakar semangatnya. Aku juga ingin melakukan itu semua dengan caraku sendiri (tapi sampai sekarang belum terwujud). Aku sadar perjuangan belum berakhir. Saat ini mencari kutu dalam ijuk sama sulitnya dengan menemukan orang jujur dalam dewan. Sangat sedikit anggota dewan yang menghormati sumpahnya. Dan bagiku anggota dewan yang menghianati sumpahnya adalah orang yang paling tidak terhormat. Jika sekarang aku berhadapan dengan seorang anggota dewan lalu dia bertanya padaku tentang aspirasi aku hanya ingin berkata,”konsentrasilah pada tugas anda. Tunjukkan bahwa DPR adalah lembaga terhormat. Itu tugas yang harus anda pikul...”

“malam ini aku iseng mengkalkulasi list buku-buku yang membuatku penasaran pada isinya. Semuanya Rp.780.00. aku tidak punya uang cukup. Sepertinya buku-buku ini harus dibeli sedikit demi sedikit. Mudah-mudahan bisa lengkap dalam waktu setahun.”

Tadi siang aku menonton Seri Film Indonesia yang membuat aku mencibir. Latarnya begitu mengumbar kekayaan. Persoalan yang ditonjolkan adalah harta warisan. Pasti di akhir cerita tokoh utama akan mendapatkan harta itu setelah dia mendapat penindasan dari tokoh antagonis. Alur cerita Film Indonesia memang senada dari zaman ke zaman. Insan film yang mengumbar kekayaan berlibihan itu sepertinya lari dari kenyataan kalau negaranya melarat. 
Laskar Pelangi jauh lebih bagus ari film2 ini. Bahkan film tadi itu tidak pantas jika harus dibandingkan dengan laskar pelangi. Laskar pelangi adalah film yang bercerita tentang kondisi negara apa adanya. Benar kata Ibuku,tidak ada yang lebih berharga dibanding menuturkan sesuatu apa adanya....

Malam ini aku akan membaca novel t kill a mocking bird. Diksinya agak membosankan. Mungkin halaman2nya ada yang aku sisikan untuk malam berikutnya. Setelah itu aku tidak punya bacaan lagi. Aku belum menemukan bacaan yang kusukai di perpustakaan fakultas. Di perpustakaan pusat kebanyakan buku-buku menjelasakan sesuatu yang bersifat statistik. Aku sama sekali tidak suka membaca sesuatu dengan menggunakan grafik. Permulaan kelas dua SMA untuk pelajaran matematika adalah teori kemungkinan. Aku suka Bab ini. Ulangan hariannyapun memuaskan. Nilaiku bagus,sangat bagus malahan. Bab dua adalah Statistik...mean,modus,grafik dan apalah. Aku sama sekali tidak suka. Nilaiku turun saat itu juga. Temanku si kembar yang rajinnya minta ampun dapat nilai bagus. Mungkin kekalahan di bab kemarin menjadi bahan bakar semangatnya. Iseng-iseng aku tanya sama dia apa dia suka bab ini? Dia bilang itu pertanyaan bodoh. Walaupun tidak suka harus disukai karena membenci pelajaran itu adalah hal yang tidak terpuji bahkan sama halnya dengan dosa. Mungkin dia juga tidak suka tapi berusaha menyukainya. Aku pikir itu adalah penghianatan suara hati. Prinsipku,sehancur-hancurnya nilaiku toh itu bukan untuk menunjukkan kebodohanku tapi aku ingin menunjukkan pada guru kalau aku tidak suka bab ini. Kemudian aku ingin sekali guru itu menganalisis pola pikirku dengan memulainya pada satu pertanyaan.
“Reski Fatima mendapat nilai bagus pada bab pertama,tapi nilainya jelek pada bab dua. Apa yang sebenarnya terjadi?” kemudian guru itu terus menganalisis sampai dia menyimpulkan bahwa aku adalah orang dengan pola pikir yang............................
Menurutku guru yang bodoh adalah guru yang memberi cap bodoh atau pintar pada muridnya pada waktu yang sangat singkat. Aku mengalami itu berulang kali. Rasanya.....lumayan sakit!!

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates