Selasa, 18 Agustus 2009

July 2009

mungkin membosankan jika aku harus menceritakan isi kamarku lagi terutama buku-buku yang sekarang menyebalkan itu. sekarang aku hanya ingin bercerita tentang sakit hati di tengah beberapa hal yang menarik untuk ditulis di sini.
Aku tidak tertari menulis Prita yang dijerat UU UTE
Atau manohara gadis Indonesia yang disiksa pangeran dari Kelantan Malaysia
Atau usaha negara dengan hati nurani yang beku seperti maling ingin merebut Ambalat.
Aku hanya ingin mengumbar sakit hatiku.
Yang menyebalkan kenapa memori ku menyimpan dengan sangat baik setiap detail kejadian yang menyenangkan antara aku dana dia. Apalagi ketika jantungku berdegup kencang. Sepertinya menyiksa tapi aku menyukainya. Saat dia bertanya
"Apakah kau masih gadis timur..."
Aku mengangguk dengan mantap. Aku memang terbawah arus globalisasi namun tidak semuanya harus menjeratku. Aku boleh bersenang-senang sebatas yang diijinkan hati nuraniku. Dan dia menghormati itu. Katanya dia melihat bulir-bulir padi yang begitu ranum dan indah sampai-sampai dia tidak ingin merusaknya. Dan yaa sebatas itu saja. Aku tidak bisa memberi lebih pada waktu yang sangat tidak tepat. Cukup kubahagiakan dirinya dengan canda tawaku. Aku berbakat membuat orang lain tertawa,tanpa pikir panjang aku lakukan itu untuk dirinya. Numgkin itu tidak akan membuatnya lupa padaku.
Tapi bodohnya aku mulai menuntut banyak hal. Kadang-kadang aku membiarkan dia bebas dengan dunianya tapi kadang aku meminta perhatian lebih.
Dia misterius dan menyebalkan. Ketika aku bercerita apa saja tentang diriku yang perlu dia tahu dia malah menyimpan banyak rahasia yang kuketahui perlahan-lahan. Aku memang tidak tahu banyak tentang politik cinta dan bagaimana cinta mempermainkan perasaan karena aku jarang terlibat di dalamnya.
Dan ketika dia diam tak berkutik aku setengah yakin kalau aku telah terabaikan.
Berkali-kali aku berkuat di tengah ombak yang mengamuk di dadaku.
Rasanya aku ingin menuntut lebih banyak lagi
Tapi kurasa dia akan terus diam
Aku setengah yakin dia melakuka itu karena satu hal
Entah kenapa dia mengabaikanku. Menyakitkan memang,tapi aku berdoa mudah-muahan aku tidak berkubang lama dalam kesedihanku.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates