Selasa, 18 Agustus 2009

18 Agustus 2009

Tahun pertama aku melumuri ujung jari kelingkingku dengan tinta. Aku tidak tahu banyak...dan aku tidak mau banyak komentar tentang tiga calon presiden. Aku tidak bisa menakar kadar demokrasi dalam pemilu kali ini. Yang jelas aku menyukai orang-orang yang berjiwa besar dan orang-orang berwibawa. Sayangnya mereka tidak bersama lagi...
Selamat berjuang pemenang,Pak Sulsilo yang saya hormati. Pesanku pendek,banting tulang memeras keringat tidak selamanya menjadi solusi,tapi kepiawaian memberdayakan dan melibatkan semua pihak adalah hal yang paling tepat. STRATEGI.
Aku semakin tua saja. Tulang pipiku kelihatan menonjol. Setahun lagi aku duapuluh tahun. Kalau orang-oran bicara tentangku kesannya biasa saja. Aku ini sungguh sangat biasa. Padahal aku memiliki cita-cita yang aneh. Aku ingin sejarah mencatat namaku. Lalu kalau yang aku mau hanya itu (dicatat oleh sejarah) apakah nanti,kalau aku melakukan hal-hal yang berkesan di hati banyak orang itu didasari oleh keinginan untuk dicatat oleh sejarah? Lalu kalau aku ingin terkenal mengapa aku tidak menjadi sensasional saja agar aku menarik perhatian. Misalnya dengan berdandan segila-gilanya? Lalu karena ingin terkenal aku keluar dari diriku sendiri?? Menggeluti hal-hal yang tidak aku sukai?? Tidak!!! Aku sama sekali tidak menginginkan itu. lupakan celotehku...kalau Tuhan berkehandak sejarah akan mencatatku. Tercatat oleh sejarah adalah hal yang seharusnya tidak boleh dipaksakan....
Kadang aku bertanya dalam hati,begitukah cara orang memandang jabatan(khususnya dalam pemerintahan). Berkorban habis-habisan demi keabadian nama,sedangkan nasib orang banayak berada di urutan kesekian. Entahlah!!
Bicara tentang tokoh sejarah aku ingin membandingkan Archilis dengan Anne Frank.
Ketika Raja Sparta berang karena Paris dari Troya menculik Helen istri sang raja kepala prajurit mendatangi Archilis untuk menjadi ksatria perang melawan Troya. Dengan keangkuhan Archilis berkata,"Aku tidak suka pada Raja. Aku tidak ingin berperang untuknya. Kalaupun aku berangkat ke Troya itu karena alasan lain...aku ingin mereka tau siapa Archilis. Well,He is not my king!! Archilis yang dikenal gagah berani juga kerena dia putra Paleus ksatria Sparta yang ditakuti itu mendatangi ibunya. Ibunya berpesan,"Archilis kau dihadapkan oleh dua pilihan. Kalau kau tetap tinggal di Sparta kau akan menikah dengan gadis cantik di sini. Kau akan memiliki banyak anak dan mereka akan mengasihimu. Hari tuamu akan menajadi indah karena anak-anakmu. Tapi namamu akan mudah dilupakan. Tapi kalau kamu berangkat ke Troya sejarah akan mencatatmu. Namamu akan harum beribu-ribu tahun lamanya." Singkat cerita berangkatlah armada perang di bawah pimpinan Archilis. membelah Raja Sparta bukanlah hal penting bagi Archilis. Diapun tidak suka pada Raja Sparta. Lalu mengapa dia tetap berangkat ke Troy? Datang dengan gagah berani,membunuh Pangeran Hector lalu mati konyol terbunuh Paris. Kalau saja Archilis tidak memilih untuk berperang mana mungkin sejarah mencatatnya.....Tapi menurutku Archilis adalah satu dari sekain orang yang mati konyol....
Lalu bagaimana dengan Anne Frank? Dia hidup pada zaman perang Dunia II. Dibawah tekanan sang diktator paling kejam sepanjang sejarah Adolf Hitler. Seumur hidup Anne tidak pernah berpikir agar sejarah mencatatnya. Dia adalah penulis diary yang sangat tekun. Mendeskripsikan hal-hal yang dia alami di sekret annex telah memberi sumbangan besar bagi sejarah Perang dunia II. Karena memberi sumbangan yang begitu besar nama Anne Frank abadi sepanjang masa. Sayangnya semua itu terjadi ketika dia sudah meninggal di camp konsentrasi. Tapi menurutku kematian Anne Frank bukanlah kematian yang konyol. Dia menyumbang sebelum mati. Sedangkan Archilis menoreh kesia-siaan...
*) akhir-akhir ini aku banyak mengalami tekanan. Terutama dari orang-orang yang menyuruh aku diam. aku menjadi paranoid hari baru. Setiap pagi aku berbaring lama karena taku menghadapi tantangan hari ini. Untuk saat ini aku tidak keberatan dipanggil pengecut. Aku memang pengecut hidupku sendiri. Kalau menghadapi tantangan seperti ini aku jadi mulai percaya pada seorang filsuf Yunani. Katanya nasib yang paling baik adalah tidak pernah dilahirkan atau dilahirkan tapi mati muda.
Lalu apakah karena aku telah dilahirkan lalu aku harus berdiam diri? Tidak! Aku tidak ingin memiliki kehidupan yang konyol. Nasibku adalah "dilahirkan". Dan aku takut mati muda.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates